MAAFKAN AKU,
SAHABAT...
Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 29 Juni 2013,
ada seorang teman yang mengajak saya untuk membuat artikel dan nantinya artikel
kami, akan di nilai oleh teman kuliah saya. Jika salah satu dari artikel kami
mendapat nilai yang kurang baik, maka kami sepakat akan mendapat hukuman yaitu
membuat dua artikel yang judul dan temanya akan di tentukan oleh yang mendapat
nilai tertinggi. Sebenarnya saya kurang PD untuk menulis artikel ini, tapi yang
meminta adalah teman yang sangat saya kasihi, saya bisa-bisain deh buat
artikelnya. Walau saya yakin saya akan mendapat nilai yang mungkin kurang baik
nantinya,, hehehe
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap
waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” (Amsal 17:17)
Pernahkan kalian merasa bersalah dan menyesal setengah
mati setelah melakukan sesuatu? Saya baru mengalami hal itu. Rasa sesal begitu
kuat mencengkram saya sehingga sepanjang hari saya tidak bisa melakukan hal
lain. Saya malu dan marah pada diri saya sendiri kenapa saya bisa melakukan hal
seperti itu. Ya.. berulang-ulang kali pertanyaan itu selalu ada dalam hati
saya, kenapa saya bisa melalukan hal bodoh itu, apalagi kebodohan saya itu
membuat sahabat saya kecewa dan menjauh dari saya. Penyesalan selalu datang
belakangan dan waktu tidak bisa diputar kembali. Hanya kata-kata maaf saja yang
bisa saya sampaikan kepada sabahat saya itu, “tidak ada maksud untuk ngerjain kamu atau manfaatin keadaan kamu tapi
aku hanya ingin tahu kamu yang sebenarnya karena selama ini kamu selalu tertutup
sama aku, maaf jika cara aku salah” itulah kalimat yang saya sampaikan
kepada sahabat saya.
Saat ini saya benar-benar merasakan kehilangan seorang
sahabat, kebiasaan yang sering kami lakukan berdua sekarang saya tidak bisa
merasakan itu lagi. Tapi saya yakin sesuatu saat Tuhan akan membukakan hatinya
untuk bisa menerima saya sebagai sahabatnya lagi. Saya serahkan semua kepada
Tuhan, karena hanya Tuhan lah yang tahu bagaimana hati saya tulus menjalin
persahabatan dengannya. Tidak pernah terpikirkan untuk membuat hidupnya kacau
dan hancur, tapi saya datang kepadanya hanya untuk saling berbagi sebagai
seorang sahabat.
Ketika Tuhan
mengijinkan aku mengenalmu, aku bersyukur karena ini bukti penyertaanNya
melalui pribadimu. Saat aku menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan, kamu
ada disampingku berbagi keceriaan dan tawa. Saat aku sedih dan kecewa, kamu
datang untuk memberi penghiburan. Saat aku mulai melangkah ke jalan yang salah,
kamu tidak segan untuk memberi teguran dan menunjukkan jalan yang benar. Tapi
saat ini hati kamu terluka karena kebodohan aku dan aku harus kehilangan
seorang sahabat yang sangat berarti buat aku.
MAAFKAN AKU, SAHABAT... mungkin aku gagal jadi sahabat
kamu yang baik, tapi ijinkan aku untuk memperbaiki semua kesalahan aku. Seperti
sharing firman yang pernah kita bahas beberapa waktu yang lalu tentang “perumpaman dua orang anak” seperti itu
lah aku sekarang yang sangat menyesal dengan tindakan aku yang bodoh.
Kata-kata amarah saling berlompatan keluar dari mulut
Anda dan sahabat Anda, dan sekarang Anda berpikir apakah masih ada yang tersisa
dari persahabatan Anda berdua? Ketika persahabatan menjadi begitu menantang,
pikirkan bagaimana Tuhan bisa menggunakan situasi itu. Dia mungkin memiliki
sesuatu untuk ditunjukkan kepada Anda berdua mengenai saling belajar untuk
bertumbuh. Dia mungkin mendorong Anda berdua menuju sebuah persahabatan yang
lebih dalam dan memuaskan, persahabatan yang akan bertahan sampai mati.
GOD BLESS YOU
(RF-020713)
( saya akan buat artikel denga topik yang sama " “Seorang sahabat menaruh kasih setiap
waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” (Amsal 17:17)" tetapi bukan pada moment ini )
0 Komentar untuk "FAITH"