Permohanan seorang anak pada TUHAN

just story


Seorang anak sedang menderita sakit yang sangat serius, bisa di katakan nyawanya di ujung tanduk, sudah berbagai cara pengobatan di jalankan tetapi tetap saja diagnosis dokter tetap sama. mungkin kalo bisa di bayangkan semua orang sedih, tetapi sianak itu selalu ceria dan sepertinya tidak pernah berpikir dia sedang sakit. 

Suatu ketika dia melewati salah satu kamar, dan dia mendengar ada namanya di sebut, dia terus menguping pembicaraan orang yang di kamar itu dengan Tuhan. ini lah kata-kata itu " Tuhan memang saya membenci adikku itu, tetapi dalam hati yang paling murni saya mencintainya dan sangat menyangginya, kalo saja Tuhan ijinkan nyawa saya di ganti dengan adik saya, biarlah dia sembuh dan sakit itu untukku" tiba-tiba anak itu masuk dan tertawa lepas, sambil berkata. " hahahaha.....Tuhan mana mau sama kakak yang jahat dan membenci adiknya, nanti surga tidak ada sukacita," sambil pergi dan meninggalkan kakaknya di kamar.

Akirnya anak itu masuk kamar dan bicara sama Tuhan"  woiii...Tuhan, masih dengarkan suara anak yang menderita sakit ini, saya tahu Tuhan dokter itu adalah dari Tuhan dan saya percaya atas semua diagnosis pada diriku, saya tidak marah Tuhan tetapi saya mau bilang sama Tuhan, kapan pun Tuhan bisa ambil nyawaku tetapi selama saya sakit jangan buat saya menderita atas sakit saya dan saya tidak mau melihat orang lain sedih atas diri saya. Tuhan....saya tahu Tuhan itu hebat, bisa memberikan apa saja yang saya butuhkan, saya tidak meminta kesembuhan ataupun mujizat, terlalu mudah itu bagiMU, yang aku mau, aku ada dalam pangkuan dan pelukanMU saat aku nanti pergi.


Tepat pukul 12.00 anak kecil itu melewati kamar ibu nya, lagi-lagi dia mendengar doa ibunya dan ada namanya di sebut. " oooh...Tuhan gantikan nyawaku ini, biarlah anakku tetap hidup dan sehat" lagi-lagi anak itu menganggu doa ibu nya dan bekata" ibu..... Tuhan tidak akan mendengar doa yang demikian, karena ibu..sudah mengatur Tuhan dan mencoba memutarkan apa yang Tuhan sudah adakan, saya berbahagia memiliki ibu yang begitu tulus merawat saya, terimakasih buat semua yang menyanggi saya, tetapi saya juga sudah menaikkan permohonan kepada Tuhan atas diri saya" bahwa saya tidak meminta kesembuhan dan mujizat", saya hanya ingin Tuhan tetap ada di tenggah keluarga saya", ibu.... saya tidak akan pergi jika Tuhan belum mengijinkan saya pergi, saya juga tidak akan merasakan sakit jika Tuhan menjaga saya, saya tidak menyalahkan diagnosis dokter tetapi saya percaya Tuhan punya diagnosis sendiri, ibu..pernahkan saya merasakan menderita atau sakit saat dokter memberitahu hasil diagnosis saya, ibu...saya tidak pernah merasakan adanya sakit itu, karena itu hanya kertas dan foto, tetapi Tuhan punya foro seluruh tubuhku yang sempurna tanpa sakit.

Tiba-tiba ibunya mulai berpikir... benar juga apa yang dikatakan anaknya, tidak pernah dia mengeluh sakit ataupun menderita kesakitan.Ibu itu berpikir mungkin anaknya mendapat mujizat dari Tuhan, lalu kembali membawanya kedokter, sampai di dokter dan kembali memeriksakannya tetap saja anaknya masih mengidap penyakit yang mematikan, rasa kecewa pada Tuhan timbul dan kesedihan makin berkecambuk dalam dirinya.

Anaknya menghampiri ibunya, sepertinya tau perasaan/yang dipikirkan ibunya, lalu dia dengan lembut dan tegas katakan pada ibu" ibu.......saya sayang sama ibu, saya bangga punya ibu yang baik namun saya sedih sepertinya ibu tidak percaya akan kuasa Tuhan. Ibu.....mujizat akan Tuhan berikan jika Tuhanmelihat waktunya tepat dan yang menerima mujizat itu Tuhan berkenan. Ibu..kelak suatu saat kelurga kita akan menerima mujizat namun tidak ada satu orangpun yang tahu mujizat atas apa yang Tuhan akan berikan".

Senyumlah kepada Tuhan dan lembutkan hati atas emua penderitaan dan sakit yang di alami, sakit fisik tidaklah terlalu berat di banding sakitnya jika Tuhan sudah tidak mau mengenal kita. 
  
Anak itu menutup mata dengan senyum, seolah-olah berkata, jangan ada yang menangisi kepergianku. semua keluargapun bisa menerima kepergiannya dengan menyerahkan penuh pada sang pencipta.



story by  OC
Share this article :
+
0 Komentar untuk "Permohanan seorang anak pada TUHAN"