MENGENDALIKAN AMARAH

MENGENDALIKAN AMARAH 

Amarah bukanlah sesuatu kata yang asing dalam kehidupan kita. Semua orang didunia ini pernah mengalami dan berkenalan dengan apa yang disebut sebagai kemarahan entah memarahi atau dimarahi baik dalam hubungan dengan Tuhan, sesama maupun diri sendiri. Kita sebagai manusia yang mempunyai jiwa kedagingan , sangat sulit sekali untuk mengendalikan amarah dan pada akhirnya akan berujung dosa, “Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” (Mzm 37:8). Seseorang terkadang tidak dapat untuk mengendalikan diri ketika amarah melingkupi dirinya, ketika keadaan itu terjadi disadari atau tidak, kita dapat melakukan atau mengucapkan, perbuatan yang akan menyakitkan orang lain bahkan akan timbul permusuhan. Mungkin saja ada yang mengatakan kemarahan itu adalah suatu yang normal tetapi kemarahan yang tidak dapat dikendalikan akan merugikan diri sendiri. Sebenarnya Tuhan tidak melarang kita untuk marah, tetapi Tuhan memerintahkan kita untuk saling mengasihi dan menyayangi. Dalam keadaan tertentu marah itu perlu sebagai penegasan akan suatu hal “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa” (Mzm 4:5) tetapi janganlah kita marah lama-lama apalagi sampai timbul dendam “janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu” (Ef 4:26). Marah bukan merupakan dosa dan Tuhan tidak melarang, akan tetapi pemarah itu dilarang oleh Tuhan. Bahkan, Tuhan memerintahkan kita untuk menjauhi orang yang pemarah, sesuai dengan firman-Nya “Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah.” (Ams 22:24). Sebagai orang yang percaya dan beriman kepada Kristus, kita harus bisa menempatkan hukum kasih itu sebagai landasan kita dalam berucap serta berbuat sesuatu kepada orang lain. Kita harus mengingat, sebelum kemarahan itu berada pada puncaknya, kita harus bisa mengendalikan diri kita. Ternyata tindakan pengendalian diri itu, merupakan bagian dari buah-buah Roh, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan” (Gal 5:22). Tindakan pengendalian diri sebagai bagian dari buah-buah Roh yang dinyatakan dalam Firman Tuhan, itu menandakan, kalau upaya diri kita, untuk mampu menahan rasa amarah agar tidak menghadirkan dosa, serta agar segenap perilaku kita, tidak mengundang rasa amarah dari orang lain, merupakan satu bagian dari perbuatan yang menghasilkan buah-buah Roh. Kuatnya kemauan diri untuk mampu mengendalikan dan menguasai diri kita sendiri, merupakan sebuah keputusan yang harus segera kita ambil pada saat amarah telah melingkupi diri kita. Kita harus sadar lebih awal, bawah segenap tindakan atau ucapan salah, memiliki konsekuensi yang akan kita tuai di hari esok. Lalu, bagaimanakah caranya agar kita dapat memiliki kepribadian diri, yang mampu mengendalikan diri?

1. Belajarlah untuk bersabar dan mampu menahan emosi. 
2. Usahakanlah untuk tetap bersikap tenang pada saat kita menghadapi konflik atau pertentangan sikap  dengan orang lain.
3. Berusahalah untuk bisa menghormati atau menghargai orang lain.
4. Tumbuhkanlah sikap pengertian dan pola pemahaman yang begitu mendalam kepada keadaan atau pernyataan yang diungkapkan orang lain.
5. Cobalah untuk menumbuhkan sikap tidak mudah terpengaruh atas sikap yang bisa memancing kemarahan besar dari dalam diri kita, sehingga kemarahan diri kita, tidak mudah dikuasai atau terbawa arus oleh emosi orang lain.
6. Berikanlah pemahaman yang baik tentang keadaan atau situasi pelik yang sedang kita hadapi, dengan menggunakan kata-kata yang tidak membangkit-bangkitkan rasa kesal atau amarah orang lain. 

Pemarah adalah sifat orang yang gampang sekali marah, mudah marah dan tidak bisa mengendalikan dirinya terhadap kemarahannya. So, jangan biasakan marah-marah agar kita tidak jadi pemarah. Bagi kamu-kamu yang sudah terlanjur jadi pemarah, mari bertobat dan minta Tuhan mengubahkan hati kita dan tentunya dengan disertai tekad yang kuat. Rugi bila kita jadi pemarah. Karena, tidak ada orang yang mau dekat dengan pemarah. So, marah boleh. Akan tetapi pemarah? NO WAY !!!!! 

–God bless-- Author : RF (Anak Tuhan)-Jakarta
Share this article :
+
1 Komentar untuk "MENGENDALIKAN AMARAH"

hobby sih