HAL: Terkikisnya Kepercayaan


Beberapa tahun lamanya saya menjalin persabatan yang baik dan di bangun saling percaya,bahakan tdk terlintas sedikitpun rasa curiga dg sahabatku C apalagi urusan uang saya sangat percaya. 

Waktu terus berjalan ak percaya, kami saling berbagi cerita alias curhat. Semua dia tahu ttg keluargaku bahkan dy ernah menginap 3 bln lebih lamanya pd wkt dy ada masalah pribadinya. Ak dengan sabarmencoba memberi nasehat dan menenangkan dirinya biar dy tidak stress,terus terang kalo ak jadi si C pasti ak juga pergi menenagkan diri bahkan lebih stress.awalnya saya juga bingung kenapa temanku bisa memilih berada di rumahku untuk sekian lama menurut ukuran seorang bertamu. Bagi aku brp lama pun dy menginap itu tdk masalah yg ak pikirkan biar dy tenang dan kembali dengan solusi.

Terus waktu berlalu ak lihat dy tidak berusaha menyelesaikan masalahnya,ak berpikir dy harua kembali ke daerah agar semua menjadi selesai. 

Pada 23 oktober ada kkr di sentul lalu kami pun pergi dan aku berharap Tuhan pulihkan rumah tangganya tetapi ak sangat kecewa dy sibuk dg hp nya bahkan telepon. Sejak pulang dari situ ak tau bahwa dy tidak perduli dengan apa yang terjadi.ak mulai marah2 mengingat2 semua kebaikkan ku tidak ada arti baginya.

Akhirnya ak marah dan menyuruh dy keluar dari rumahku. 

Dy bilang aku perhitungan dengan makanan dan aku memasak..entahlah tetapi aku tidak pernah berhitung apapun aku coba selalu ikhlas menolong. Lalu dy pulang dan meminta semua apa yang pernah dy beri di kembalikan padanya hampir saja aku shock membaca itu akhir aku hari itu juga aku ingat2 semua pemberiannya lalu aku paket kirim ke rumahnya.aku menanggis ketika mengumpulkan pemberiannya karena ada 1 pemberiannya yg sering di pakai almarhum ibuku,ibuku dlu meminta itu dariku,ibuku bangga kalau memakai tas itu tapi mmg aku harus aku kembalikan pada pemiliknya.

Baru aku merasakan sakit hati,semua yg di beri itu bukan yg ku pinta darinya tetapi dy yang memberi tapi kenapa terucap dan tertulis untuk menagih kembali.

Aku menulis ini dengan berlinang air mata karena mengingat persahabatan dan kepercayaan yang aku taruhkan lama pupus.

Ini lah arti hidup..semua harus kita kenal dalamnya.
Masih adakah obat sakit di hati,masih ada kah rasa percaya yng bisa aku taruhkan padanya.
Aku tidak marah,aku tidak dendam..tapi kenapa selalu aku yang di sakiti,waktu aku bersahabat dengan temanya aku juga yang di sakiti,aku tidak meminta bersahabat dg temanya tetapi dy yg memperkenalkanya,aku sadar aku selalu ada untuk di sakiti baik di keluargaku. 

Aku memanggis karena kebodohanku adakah org yang baik yg tidak membodohiku dan membohongiku.


Terkirim dari Samsung Mobile
Share this article :
+
0 Komentar untuk "HAL: Terkikisnya Kepercayaan"